Routing
Information Protocol (RIP) adalah merupakan routing protocol yang sangat
sederhana dan masuk kategori Interior Gateway Protocol. RIP merupakan routing
protocol dengan algorithma routing distance vector atau routing protocol yang
hanya melihat arah dan jarak untuk menuju suatu jaringan tujuan. RIP tidak
memiliki peta yang lengkap tentang jaringan yang ada.
RIP
menggunakan hop count sebagai metric dan link dengan hop count terkecil yang
akan menjadi link terbaik (best path). Router-router yang menjalankan RIP akan
saling bertukar informasi dengan router tetangganya (neighbor). Informasi yang
dipertukarkan adalah tabel routing miliknya, dengan
kata lain sebuah router akan mengirimkan tabel routingnya ke neighbour router.
kata lain sebuah router akan mengirimkan tabel routingnya ke neighbour router.
RIP
terdiri dari beberapa versi, yaitu
- RIPv1,
merupakan routing protocol jenis classfull dan akan mengirimkan tabel
routingnya secara broadcast
- RIPv2,
merupakan routing protocol jenis classless, akan mengirimkan tabel
routingnya secara multicast dan memiliki fitur authentication.
- RIPng (RIP Next Generation), digunakan pada jaringan IPv6.
Configuring RIP
Untuk
mengkonfigurasikan RIP pada router Mikrotik, langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
- Mengaktifkan Routing Protocol RIP pada interface
yang diinginkan
- Mengadvertise (memperkenalkan) network yang dimilikinya
agar dikenal oleh neighbor router.
Konfigurasi
untuk R1 adalah sebagai berikut :
[admin@R1] > routing rip
interface add interface=ether1 send=v1 receive=v1
[admin@R1]
> routing rip network add network=192.168.10.0/24
[admin@R1]
> routing rip network add network=192.168.3.0/24
Sedangkan
konfigurasi untuk R2 adalah sebagai berikut :
[admin@R2] > routing rip
interface add interface=ether1 send=v1 receive=v1
[admin@R2]
> routing rip network add network=192.168.3.0/24
[admin@R2]
> routing rip network add network=192.168.20.0/24
Jika
konfigurasi telah selesai, maka tabel routing pada kedua router adalah sebagai
berikut :
[admin@R1]
> ip route print
Flags: X –
disabled, A – active, D – dynamic, C – connect, S – static, r – rip, b – bgp, o
– ospf, m – mme,
B –
blackhole, U – unreachable, P – prohibit
#
DST-ADDRESS
PREF-SRC
GATEWAY
DISTANCE
0
ADC 192.168.3.0/24
192.168.3.1
ether1
0
1
ADC 192.168.10.0/24 192.168.10.1
ether2
0
2
ADr
192.168.20.0/24
192.168.3.2
120
[admin@R2]
> ip route print
Flags: X –
disabled, A – active, D – dynamic, C – connect, S – static, r – rip, b – bgp, o
– ospf, m – mme,
B –
blackhole, U – unreachable, P – prohibit
#
DST-ADDRESS
PREF-SRC
GATEWAY
DISTANCE
0
ADC 192.168.3.0/24 192.168.3.2
ether1
0
1
ADr
192.168.10.0/24
192.168.3.1
120
2
ADC 192.168.20.0/24 192.168.20.1
ether2
0
RIP Metric dan Administrative Distance
RIP
menggunakan hop count sebagai metric, hop count adalah banyaknya jaringan yang
akan dilewati untuk menuju suatu network tujuan. Metric sebenarnya berguna jika
sebuah router memiliki beberapa path untuk menuju satu network. Jika hal ini
terjadi, RIP akan memiliki path dengan jumlah lompatan terkecil (hop terkecil)
sebagai path utama. Sedangkan path lainnya hanya akan berfungsi sebagai backup,
ini menunjukkan RIP mendukung teknik fail over.
Hanya
best path yang akan dimasukkan ke dalam tabel routing, sedangkan path yang
memiliki metric yang lebih besar tidak akan terlihat pada tabel routing.
Untuk
melihat metric dari network tujuan dari sebuah router yang menjalankan RIP,
dapat menggunakan perintah sebagai berikut :
[admin@R1]
> routing rip route print
Nilai
Administrative Distance dari RIP adalah 120 dan dapat dirubah jika diperlukan.
Nilai AD tersebut dapat kita lihat pada tabel routing seperti pada uraian
berikut :
[admin@R1] > ip route
print
Flags: X –
disabled, A – active, D – dynamic, C – connect, S – static, r – rip, b – bgp, o
– ospf, m – mme,
B –
blackhole, U – unreachable, P – prohibit
#
DST-ADDRESS
PREF-SRC
GATEWAY
DISTANCE
0
ADC 192.168.3.0/24
192.168.3.1
ether1
0
1
ADC 192.168.10.0/24 192.168.10.1
ether2
0
2
ADr
192.168.20.0/24
192.168.3.2
120
Discontiguous Network
RIPv1
merupakan jenis routing protocol classfull, yang berarti hanya dapat bekerja
pada jaringan dengan pengalamatan default subnetmask (/8 untuk IP Address kelas
A, /16 untuk kelas B dan /24 untuk kelas C). Ini dikarenakan dalam mengirimkan
tabel routing ke neighbour router, sebuah router yang menjalankan RIPv1 tidak
akan mengirimkan subnetmask. Yang dikirimkan hanyalah network address. Ini
menyebabkan RIPv1 tidak dapat diterapkan pada jaringan yang telah mengalami
subnetting ataupun VLSM (Variable Length Subnet Mask).
Akibat
tidak dikirimkannya subnet mask pada neighbor router, maka RIPv1 tidak dapat
dijalankan pada Discontiguous Network. Discontiqous Network adalah sekumpulan
jaringan yang dipisahkan oleh sebuah jaringan yang berbeda major network
addressnya.
Contoh
Discontiguous Network :
Configuring RIPv2
RIPv2
akan mengirimkan tabel routing ke neighbour router beserta subnetmask, sehingga
menjadikan RIPv2 sebagai classless routing protocol yang dapat bekerja pada
jaringan yang sudah menerapkan subnetting atau VLSM.
RIPv2
juga mendukung authentikasi, sehingga pertukaran tabel routing dapat dilakukan
lebih aman, karena hanya akan dilakukan antar router yang dipercaya.
Jika pada jaringan di atas akan menggunakan RIPv2 dengan menerapkan authentication maka perintah yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
Untuk
R1 :
[admin@R1]
> routing rip interface add interface=ether1 send=v2 receive=v2
authentication=md5 authentication-key=greyhat
[admin@R1]
> routing rip network add network=192.168.10.0/24
[admin@R1]
> routing rip network add network=192.168.3.0/24
Untuk
R2 :
[admin@R1]
> routing rip interface add interface=ether1 send=v2 receive=v2
authentication=md5 authentication-key=greyhat
[admin@R1]
> routing rip network add network=192.168.20.0/24
[admin@R1]
> routing rip network add network=192.168.3.0/24
No comments:
Post a Comment