Wednesday, 13 January 2016

Sel Punca Pertama Indonesia Diuji pada Manusia


Calon produk sel punca pertama Indonesia untuk terapi osteoartritis siap masuk tahap uji klinis.

Sel punca (stem cell) ialah sel tubuh yang bisa memperbaiki kerusakan jaringan tubuh. Sel punca antara lain untuk terapi osteoartritis (kerusakan tulang

rawan pada sendi), diabetes melitus, dan penyakit jantung.
Peneliti utama pada SCI, Indra Bachtiar, memaparkan, SCI bekerja sama dengan sejumlah lembaga dalam mengembangkan sel punca untuk terapi osteoartritis di laboratorium SCI. Sel punca itu siap diuji praklinis.

Karena merupakan sel punca allogeneic atau bukan dari tubuh pasien, sel punca yang dikembangkan diwajibkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk diuji praklinis dan klinis. Uji praklinis selama enam bulan itu akan dijalankan Institut Pertanian Bogor memakai tikus dan domba sebagai hewan coba.

Sel punca  masuk tahap uji klinis atau uji coba pada manusia fase pertama September 2015. Itu bekerja sama dengan 11 rumah sakit nasional yang ditetapkan Kementerian Kesehatan untuk melayani terapi sel punca, termasuk Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo.

Di sejumlah negara, terapi sel punca membantu penebalan tulang rawan lutut. Meski tak ada efek samping, terapi bisa tak berdampak. Padahal, harga sel punca di luar negeri Rp 3 per sel. Terapi osteoartritis, misalnya, butuh 10 juta sel per lutut sehingga biaya mencapai Rp 30 juta.

Karena melibatkan banyak pihak, hasil riset ini milik nasional. "Produk sel punca pertama Indonesia bisa terdaftar di BPOM dan dikomersialkan pada 2019," kata Indra. (JOG)

No comments:

Post a Comment