1.
  
Merdeka.com - Pesawat buatan Korea Aerospace Industry
 (KAI) ini sangat mirip dengan F-16 Fighting Falcon. Pesawat yang dibeli
 tahun 2014 ini memang kerap dipakai sebagai pesawat latih sebelum 
menggunakan F-16.
Pesawat ini mampu terbang dengan kecepatan 1.600 km per jam. Sosoknya
 terlihat ramping dengan spesifikasi panjang 43 kaki, lebar sayap 31 dan
 tinggi 16 kaki. T-50i juga mampu mengusung persenjataan seberat 10.500 
pound. Termasuk gatling gun tiga laras yang bisa menyemburkan 2.000 
peluru per menit serta aneka rudal dan roket.
Kecanggihan T-50i semakin lengkap dengan keberadaan sistem avionik 
digital dan Radar Warning Recievers (RWR). Dua teknologi itu 
memungkinkan T-50i untuk mendeteksi kedatangan musuh dari segala arah.
T-50i versi pesawat latih dicat biru terang dengan strip berwarna 
kuning. Sementara versi tempur, dicat hijau dan abu-abu seperti F-16 
block 52 ID yang didapat dari AS.
  
2.
F-16 Block 52
  
Merdeka.com - Indonesia tahun ini akhirnya 
mengupgrade lini F-16 Block 15 dengan F-16 Block 52ID. Meski dari segi 
luar nampak sama, namun F-16 Block 52 dapat membawa senjata lebih 
banyak, mempunyaidaya dorong lebih besar, dan terbang lebih jauh.
Soal teknologi navigasi, F-16 Block 52 menggunakan navigation dan 
targeting pod untuk operasi malam hari serta misi Supression Of Enemy 
Air Defence (SEAD). Tidak ketinggalan, terdapat Improved Data Modem 
memungkinkan penerbang melakukan komunikasi tanpa suara hanya 
menggunakan komunikasi data dengan pesawat lain dan radar darat, radar 
laut atau radar terbang.
Sistem persenjataan pesawat ini juga cukup lengkap. F-16 Block 52 
memiliki rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder P-4/L/M dan IRIS-T (NATO) 
serta rudal jarak sedang AIM-120 AMRAAM-C. Pesawat ini juga dibekali 
dengan persenjataan kanon 20 mm, bomb standar MK 81/82/83/84, Laser 
Guided Bomb, JDAM (GPS Bomb), rudal AGM-65 Maverick, rudal AGM-84 
Harpoon (anti kapal), rudal AGM-88 HARM (anti radar).
  
3.
Sukhoi Su-30MK/MK2
  
Merdeka.com - Versi terbaru pesawat buatan Rusia yang
 dikembangkan sejak tahun 1996 ini memiliki daya jelajah hingga 5400 
kilometer. Beragam teknologi hebat juga menghiasinya, seperti Instrumen 
avionik di kokpit berupa layar kaca MLD (Multifunction Liquid-crystal 
Display) dan HUD (Head Up Display).
Sistem navigasi Su-30MK/MK2 juga sudah terintegrasi dengan sistem 
satelit Glonass dan Navstar demikian juga dengan RWR (Radar Warning 
Receiver) yang berfungsi mengendalikan tembakan rudal anti radiasi 
KH-31P. Penggunaan IRST (Infrared Search and Track Device) yang mampu 
menembakkan rudal laser beam riding sudah tersedia di Sukhoi Su-27 SKM. 
Su-30 MK2 mampu mendeteksi, mengunci dan menyerang sasaran 360 derajat 
dengan segala cuaca.
Pesawat ini juga bisa membawa sampai 12 jenis senjata mulai dari 
rudal udara ke udara, rudal udara ke darat, roket dan bom nuklir.
  
4.
Sukhoi Su-35
  
Merdeka.com - September lalu, Indonesia memutuskan 
untuk membeli satu skuadron jet tempur Sukhoi Su-35 yang berisi 16 
pesawat. Pesawat buatan Rusia yang merupakan pengembangan Sukhoi Su-27 
ini bahkan diklaim sebagai yang tercanggih di dunia saat ini. Namun, 
baru tahun depan pesawat ini baru dikirimkan ke tanah air.
Pesawat Su-35 disebut sebagai pesawat siluman, karena dapat 
menghilang di radar saat melakukan pengubahan kecepatan secara acak 
untuk mengacau radar musuh. Bahkan, pesawat ini mempunyai teknologi 
jamming untuk mengurangi kemampuan radar musuh. Perangkat elektronik 
aviasi yang ada di pesawat ini adalah Radar IRBIS dan radar pendeteksi 
sasaran - 400 kilometer.
Yang lebih mencengangkan, Su-35 dikatakan bisa menandingi F-22 Raptor
 yang notabene pesawat jet siluman generasi ke-5 milik Amerika.
Su-35 sendiri memiliki kecepatan setara dengan 1,5 Mach atau dua kali
 kecepatan suara. Berdasarkan spesifikasi teknis dari Sukhoi, Su-35 
mampu menjangkau 3600 kilometer tanpa tangki bahan bakar tambahan.
Di sektor persenjataan, Su-35 bisa membawa senapan Gryazev-Shipunov 
GSH-30-1 30mm, dan berbagai macam jenis misil seperti bom cerdas (hingga
 aliber 1500kg), misil anti kapal, sampai misil air-to-air (hingga jarak
 200 km).




No comments:
Post a Comment