Monday, 5 October 2015

Satelit LAPAN-A2 Berhasil Diluncurkan

Satelit Lapan A2/Orari berhasil diluncurkan ke antariksa. Menunggang Roket PSLV milik India,  Roket PSLV (Polar Satellite Launch Vehicle)-C30 milik India ini membawa total 7 satelit dalam sekali peluncuran. Muatan utama Roket adalah satelit astronomi pertama India, Astrosat seberat 1,5 ton. Satelit piggyback lain adalah LAPAN A2/ORARI milik Indonesia seberat 78 kilogram, ExactView 9 milik Kanada seberat 5,5 kilogram, Lemur 2, Lemur  3, Lemur  4, Lemur 5 milik Amerika Serikat dengan berat masing-masing 4 kilogram.


Satelit berhasil diluncurkan pada Senin, 28 September 2015, pukul 11.30 WIB.
Sebelum mencapai orbit, roket PSLV C30 dan satelit yang dibawanya melewati sejumlah tahap kritis. Roket pertama lepas pada 1 menit 52 detik setelah peluncuran. Roket kedua lepas pada 4 menit 23 detik. Sementara itu, roket ketiga lepas pada 9 menit 48 detik.
Roket keempat menyertai satelit hingga ketinggian orbitnya. Saat mencapai orbit, roket langsung mati dan memisahkan diri dari satelit.
Muatan utama roket, satelit Astrosat milik India, berhasil dilepaskan pada ketinggian 650,17 kilometer pada 22 menit 33 detik setelah peluncuran. Sementara itu, satelit Lapan A2/Orari lepas 23 menit 3 detik setelah peluncuran pada ketinggian 650,16 kilometer. Satelit lain lepas dengan rentang waktu 30 detik kemudian.

Tentang LAPAN-A2
LAPAN-A2 adalah satelit  terbaru buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Satelit  ini merupakan suksesor dari satelit  buatan LAPAN sebelumnya, yaitu: satelit LAPAN-TUBSAT  yang dibuat di Jerman. Untuk satelit  LAPAN-A2 ini sepenuhnya dibuat di Indonesia, namun tetap menggunakan konsultan dari Jerman. Tujuan penggunaan utama dari satelit LAPAN-A2 adalah sebagai mitigasi bencana. Satelit LAPAN-A2 sering juga disebut dengan nama satelit  LAPAN-ORARI.


Satelit LAPAN-A2 didesain untuk tiga misi yaitu pengamatan bumi, pemantauan kapal dan komunikasi radio amatir. Dengan berat sekitar 78 kg, satelit LAPAN-A2 diantarnya membawa muatan Automatic Identification System (AIS). Dengan teknologi ini, LAPAN-A2 dapat melakukan identifikasi terhadap kapal yang akan melintasi wilayah jangkauan Lapan A2. Selain itu untuk misi pengamatan Bumi akan menggunakan kamera digital observasi bumi dengan kamera 4 band multispectral scanning. Kamera itu beresolusi 18 m dengan cakupan 120 km dan kamera resolusi 6 m dengan cakupan 12 km x 12 km.

Satelit LAPAN-A2 juga akan dilengkapi dengan Automatic Packet Reporting System (APRS) yang mendukung komunikasi untuk penanganan bencana. Untuk hal ini, LAPAN bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari). Hal ini memungkinkan LAPAN-A2 sebagai penghubungung sekitar 700 ribu pengguna radio amatir atau orari. Melalui Satelit Lapan A2, anggota Orari dapat berkoordinasi dengan tim SAR untuk mencari jalur evakuasi alternatif atau pengiriman bantuan. Automatic Packet Reporting System (APRS) juga mendukung pengiriman pesan singkat melalui gelombang radio yang dapat dilakukan menggunakan perangkat-perangkat penerima komunikasi radio modern.

Cara kerja
Satelit dengan bobot 78 kilogram ini akan melintasi wilayah Indonesia secara diagonal sebanyak 14 kali sehari, dengan kisaran 20 menit perputarannya. Pada orbitnya sensor AIS (Automatic Identification System), Lapan A2 memiliki radius deteksi lebih dari 100 km dan mempunyai kemampuan untuk menerima sinyal dari maksimum 2000 kapal dalam satu daerah cakupan.

Lapan-A2 yang akan mengorbit secara ekuatorial nantinya akan menjadi satelit pemantauan bumi pertama di dunia yang memiliki orbit ekuatorial.

No comments:

Post a Comment