sudah dijelaskan dalam Al Quran bahwa bangsa Malaikat dan Jin dapat bergerak atau
berpindah-pindah tempat dengan sangat cepat, bahkan banyak diantaranya yang mampu berpindah tempat atau membawa sesuatu benda berat dengan hanya kedipan mata seperti kisahnya nabi
Sulaiman dalam memindahkan Singgasana Ratu Bilqis (Lihat QS. An Naml (27): 38-40). Apa yang dimilki oleh golongan Malaikat dan bangsa Jin, itu karena kecepatan mereka di atas kecepatan cahaya. Benarkah kemampuan mereka diatas kecepatan cahaya?
berpindah-pindah tempat dengan sangat cepat, bahkan banyak diantaranya yang mampu berpindah tempat atau membawa sesuatu benda berat dengan hanya kedipan mata seperti kisahnya nabi
Sulaiman dalam memindahkan Singgasana Ratu Bilqis (Lihat QS. An Naml (27): 38-40). Apa yang dimilki oleh golongan Malaikat dan bangsa Jin, itu karena kecepatan mereka di atas kecepatan cahaya. Benarkah kemampuan mereka diatas kecepatan cahaya?
Kecepatan cahaya Adalah kecepatan tercepat yang diyakini bisa dicapai oleh sebuah benda di alam semesta ini. Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 Juta meter per detik (m/s) atau 1.079.252.848,8 Milyar kilometer per jam (km/h) atau 186.282.4 mil per detik (mil/s) atau 670.616.629,38 mil per jam (mil/h).
Kecepatan cahaya ditandai dengan huruf C , yang berasal dari bahasa Latin celeritas yang berarti “kecepatan”, dan juga dikenal sebagai konstanta Einstein. serta menjadi konsensus Internasional, oleh berbagai institusi berikut:
- US National Bureau of Standards, c = 299792.4574 + 0.0011 km/detik .
- The British National Physical Laboratory, c = 299792.4590 + 0.0008 km/detik.
- Konferensi ke-17 tentang Penetapan Ukuran dan Berat Standar, dimana “Satu meter adalah jarak tempuh cahaya dalam ruang vacum selama jangka waktu 1/299792458 detik”.
Kecepatan cahaya sampai saat ini masih diakui sebagai kecepatan yang paling tercepat dari kemampuan bergerak suatu benda apapun. Selain beberapa institusi di atas, seorang Fisikawan Muslim dari Mesir yang bernama DR. Mansour Hassab El-Naby menemukan sebuah cara istimewa untuk mengukur kecepatan cahaya ini. Menurut Dr. El-Naby, nilai c tersebut bisa ditentukan / dihitung dengan tepat berdasar informasi dari dokumen yang sangat tua.
Perhitungan ini adalah menggunakan informasi dari kitab suci yang diturunkan 14 abad silam, Al-Quran kitab suci umat Islam. Dalam Al-Quran dinyatakan :
”Dialah (Allah) yang menciptakan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkanya tempat-tempat bagi perjalanan bulan itu agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)” (Qs. Yunus:5)”Dialah (Allah) yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar dalam garis edarnya “ (Qs.Al Anbiya’:33).”Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu.” (Qs. As Sajadah : 5)
Berdasar ayat-ayat tersebut diatas, terutama ayat yang terakhir (Qs. As Sajdah :5) dapat disimpulkan bahwa jarak yang dicapai Sang Urusan selama satu hari sama dengan jarak yang ditempuh bulan selama 1000 tahun, dan karena satu tahun adalah 12 bulan, maka waktu tersebut menjadi 12.000 bulan. Secara matematis dapat dituliskan sebagai:
c . t = 12000 . L
Dimana :
c = kecepatan Sang Urusan
t = waktu selama satu hari
L = panjang rute edar bulan selama satu bulan
Panjang rute edar bulan selama satu bulan adalah panjang kurva yang dibentuk oleh bulan selama melakukan revolusi pada sistem periode bulan sideris.
- Sistem Sinodis, yang didasarkan atas penampakan semu gerak bulan dan matahari dari bumi.Periode sinodis berbeda dari periode sidereal karena Bumi mengorbit Matahari. dimana:1 hari = 24 jam1 bulan = 29.53059 hari
- Sistem Sideris, yang didasarkan atas pergerakan relatif bulan dan matahari terhadap bintang dan alam semesta.Ini dianggap sebagai periode orbit sejati benda tersebut. dimana:1 hari = 23 jam 56 menit 4.0906 detik = 86164.0906 detik1 bulan = 27.321661 hari
Ada perbedaan antara periode bulan sideris dan sinodis :
- Pada periode sinodis, satu bulan penuh adalah 29.5 hari dimana posisi bulan kembali ke posisi semula tepat pada garis lurus antara matahari dan bumi, dan rutenya berupa lingkaran.
- Sementara pada periode bulan sideris satu bulan penuh ditempuh selama 27.3 hari dan rutenya bukan berupa lingkaran, melainkan berbentuk kurva yang panjangnya L. Nilai L ini secara matematis dapat dituliskan sebagai:
L = v . T
Dimana :
v = kecepatan gerak bulan
T = periode revolusi bulan
= 27.321661 hari
Sudut yang dibentuk oleh revolusi bulan selama satu bulan sideris, adalah:
a = 27.321661 hari / 365.25636 hari x 360º
a = 26.92848º
Sebuah catatan yang perlu diketahui adalah tentang kecepatan bulan (v). Ada dua tipe kecepatan bulan, yaitu:
- Kecepatan relatif terhadap bumi yang bisa dihitung dengan rumus berikut:ve = 2 . p . R / TDimana :R = Jari-jari Revolusi Bulan = 384264 kmT = Periode Revolusi Bulan = 655.71986 jamJadi :ve = 2 x 3.14162 x 384264 km / 655.71986 jam = 3682.07 km/jam
- Kecepatan relatif terhadap bintang atau alam semesta. Kecepatan ini yang akan diperlukan untuk menentukan perhitungan kecepatan cahaya (sang urusan). Menurut Albert Einstein, kecepatan jenis kedua ini dapat dihitung dengan mengalikan kecepatan jenis pertama dengan Cos a, sehingga secara matematis:
v = ve x Cos a
Dimana :
a = sudut yang dibentuk oleh revolusi bumi selama satu bulan sideris = 26.92848º
Selanjutnya dengan mengingat beberapa parameter yang sudah diketahui berikut ini:
L = v . T,
v = ve . Cos a,
ve = 3682.07 km/jam,
a = 26.92848º,
T = 655.71986 jam, dan
t = 86164.0906 det,
maka nilai kecepatan sang urusan akan menjadi:
c.t = 12000 . L
c.t = 12000 . v.T
c.t = 12000 .(ve.Cos a).T
c = 12000.ve.Cos a.T/t
c = 12000 x 3682.07 km/jam x 0.89157 x 655.71986 jam/86164.0906 det
c = 299792.5 km/det
Jadi:
c = 299792.5 km/det
Sekarang, mari kita bandingkan antara perhitungan yg ditulis Al Qur’an dengan perhitungan pada abad 20 :
- Al Qur’an ————————————–> C = 299792.5 Km/detik .
- US National Bureau of Standards ——> C = 299792.4574 + 0.0011 km/detik.
- The British National Physical Laboratory –> C = 299792.4590 + 0.0008 km/detik.
- Konferensi ke-17 tentang Penetapan Ukuran dan Berat Standar: ”Satu meter adalah jarak tempuh cahaya dalam ruang vacum selama jangka waktu 1/299792458 detik”.
Kesimpulan dari Profesor Dr. Mansour Hassab-Elnaby :
“Perhitungan ini membuktikan keakuratan dan konsistensi nilai konstanta C hasil pengukuran selama ini dan juga menunjukkan kebenaran Al Quranul karim sebagai wahyu yang patut dipelajari dengan analisis yang tajam karena penulisnya adalah ALLAH, Sang Pencipta Alam Semesta Raya.”
Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran surat ke 32 (As Sajdah) ayat : 1-5 :
- Alif laam miim
- Turunnya Al-Quran yang tidak ada keraguan di dalamnya, dari Tuhan semesta alam.
- Tetapi mengapa mereka mengatakan: “Dia Muhammad mengada-adakannya.” Sebenarnya Al-Quran itu adalah kebenaran dari Rabbmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; Mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk.
- Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di ‘Arsy. tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak seorang pemberi syafa’at. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?
- Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.
Jadi .. 1 bukti lagi… Islam —> TERBUKTI BENAR .
Adakah dalam kitab agama lain yg boleh menjelaskan masalah kecepatan cahaya ini ???
Qs.4 Nisaa :82. ” MAKA APAKAH MEREKA TIDAK MEMPERHATIKAN AL-QUR’AN? KALAU SEKIRANYA AL-QURAN ITU BUKAN DARI SISI ALLAH, TENTULAH MEREKA MENDAPAT PERTENTANGAN YANG BANYAK DIDALAMNYA”.
Lalu pertanyaannya adalah, apakah ada kemungkinan manusia mampu bergerak setara dengan kecepatan cahaya?
Ketika seorang pilot pesawat tempur menambah percepatan pesawat secara tiba-tiba dengan kecepatan yang tinggi maka mendadak pilot akan kehilangan kesadaran (black out). Penjelasannya biasanya dikarenakan dalam keadaan tersebut jantung pilot tidak cukup kuat untuk memompa darah ke kepala.
Jika percepatan semakin dinaikan secara tiba-tiba, maka akan terasa tekanan yang hebat di dada seakan sang pilot terpaku kuat-kuat di kursinya. Tekanan itu juga akan berakibat tangan susah di gerakan, mulut mengaga lebar, mata melotot, seolah mau meloncat keluar dari kelopak dan darah mengalir dalam tubuh menolak naik ke otak.
Perlahan kesadaran akan habis dan mungkin dalam tempo beberapa menit sang pilot akan mengalami kematian. Keadaan ini terjadi jika dilakukan penambahan percepatan pesawat dengan kecepatan yang sangat tinggi dan dalam waktu singkat atau tanpa dilakukan secara bertahap.
Karena realitas itulah yang akan manusia alami jika mengalami percepatan untuk mencapai kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya apalagi jika dilakukan tanpa adanya tahapan, karena pada dasarnya keberadaan fisik kita ini, terletak pada medan gravitasi bumi dengan nilai tertentu. Objek padat(manusia) akan mengalami pertambahan berat jika menjelajah semakin cepat.
Sampai saat ini dipercaya bahwa objek bermassa yang dapat bergerak setara dengan kecepatan cahaya. Lalu adakah manusia yang pernah merasakan gerakan dalam kecepatan cahaya?
Keajaiban Isra dan Mi’raj
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda–tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS Al Israa: 1).
Allah memberikan keistimewaan pada Nabi Muhammad dalam perjalanan Isra’ Mi’raj berupa perjalanan yang sangat jauh tapi dapat ditempuh dengan waktu yang relatif pendek. Dicapai dengan kecepatan yang sangat cepat, bahkan bisa jadi lebih cepat berlipat-lipat dari kecepatan cahaya.
Dari ayat tersebut tampak jelas bahwa perjalanan luar biasa itu bukan kehendak dari Rasulullah sendiri, tapi merupakan kehendak Allah. Untuk keperluan itu Allah mengutus malaikat Jibril (makhluk berdimensi 9) beserta malaikat lainnya sebagai pemandu perjalanan suci tersebut. Dipilihnya malaikat sebagai pengiring perjalanan Rasulullah dimaksudkan untuk mempermudah perjalanan melintasi ruang waktu.
Selain Jibril dan kawan-kawan, dihadirkan juga kendaraan khusus bernama Buraq, makhluk berbadan cahaya dari alam malakut. Nama Buraq berasal dari kata barqun yang berarti kilat. Perjalanan dari kota Makkah ke Palestina berkendaraan Buraq tersebut ditempuh dengan kecepatan cahaya, sekitar 300.000 kilo meter per detik.
Nabi Muhammad adalah manusia pilihan Allah yang telah diperlihatkan keadaan surga dan neraka pada peristiwa itu. Jika Nabi SAW mengalami peristiwa luar biasa itu,
apakah kita manusia biasa memungkinkan untuk itu? Seandainya badan bermateri padat seperti tubuh kita dipaksakan bergerak dengan kecepatan cahaya, bisa diduga apa yang akan terjadi? Badan kita mungkin akan tercerai berai karena ikatan antar molekul dan atom bisa terlepas.
Jawaban yang paling mungkin untuk pertanyaan itu adalah tubuh kita diubah susunan materinya menjadi cahaya. Bagaimanakah hal itu mungkin terjadi? Teori yang memungkinkan adalah teori Annihilasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki anti materinya. Dan jika materi direaksikan dengan anti materinya, maka kedua partikel tersebut bisa lenyap berubah menjadi seberkas cahaya atau sinar gamma.
Hal ini telah dibuktikan di laboratorium nuklir bahwa jika partikel proton direaksikan dengan antiproton, atau elektron dengan positron (anti elektron), maka kedua pasangan tersebut akan lenyap dan memunculkan dua buah sinar gamma, dengan energi masing-masing 0,511 MeV (Mega Electron Volt) untuk pasangan partikel elektron, dan 938 MeV untuk pasangan partikel proton.
Sebaliknya apabila ada dua buah berkas sinar gamma dengan energi sebesar tersebut di atas dilewatkan melalui medan inti atom, maka tiba-tiba sinar tersebut lenyap berubah menjadi 2 buah pasangan partikel tersebut di atas. Hal ini menunjukkan bahwa materi bisa dirubah menjadi cahaya dengan cara tertentu yang disebut annihilasi dan sebaliknya.
Alam semesta ini diciptakan berpasang-pasangan. Secara umum, alam terbentuk atas materi dan energi. Bisa dikatakan materi adalah bentuk energi yang termampatkan. Sebagaimana konsep kesetaraan massa dan energi yang dirumuskan oleh Einstein, bahwa materi dalam kondisi tertentu dapat berubah menjadi energi, dan sebaliknya energi dapat berubah menjadi materi. Setiap objek berwujud yang ada dalam alam semesta ini, pada dasarnya tersusun atas materi2 submikroskopik yang kita kenal dengan istilah atom, proton dan neutron serta dikelilingi elektron.
Pasangan materi adalah anti materi. Materi adalah objek bermassa positif sedangkan antimateri atau antipartikel aldalah objek bermassa negatif. Materi dan energi bukan berpasangan, walaupun keduanya bisa saling menjelma. Materi jika bertemu dengan antimateri dalam kondisi tertentu akan menjelma menjadi foton (annihilasi). Foton tidak memiliki massa namun memiliki energi dan momentum.
Annihilasi atau proses pemusnahan terjadi ketika massa antimateri menghapus massa materi, sehingga keduanya lenyap dan menjelma menjadi 2 foton gamma dengan massa yang bernilai nol. Sebaliknya, proses penciptaan (creation), jika foton berada pada medan tertentu, maka foton akan berproses menjadi materi. Proses ini bisa berlangsung berulang-ulang seperti siklus.
Jika dihitung jarak Bumi dan Bulan sekitar 450.000 km ditempuh dengan kecepatan cahaya, maka hanya dibutuhkan waktu sekitar 1,5 detik dalam ukuran waktu kita di bumi. Sesampainya di bulan tubuh kita kembali menjadi materi. Peristiwa ini mungkin lebih dikenal seperti teleportasi dalam teori fisika kuantum atau ilmu pindah sekejap dalam supranatural.
Yang perlu dipahami adalah perjalanan antar dimensi bukanlah perjalanan berjarak jauh atau pengembaraan angkasa luar, melainkan perjalanan menembus batas dimensi. Lalu dengan apa kita bisa melakukan perjalan menembus dimensi itu? Dengan alam bawah sadar yang kita miliki kadang bisa melalui firasat dan mimpi atau saat sukma keluar dari tubuh fisik kita!
Bila memang kecepatan cahaya itu 300.000 km/detik mampu menembus dimensi ruang dan waktu berarti dengan kecepatan itu pula kita bisa melihat masa depan! Sungguh masa besar Allah dengan segala firman-Nya.
Referensi :1) Alqur’an2) “The speed of light”, J.H. Rush Scientific American p. 67, August, 1955.3) Physics, Halliday and Resnick, John Wiley and Sons Inc., New York, 1966.4) The Greatest Speed, S.R. Filonovich, Mir Publishers Moscow 1986.5) Theory of Relativity, Pauli, W. Pergmann Press, Oxford, 1958.6) The meaning of the Glorious Quran, A. Yusuf, Ali. Dar Al-Kitab Al-Masry.7) The Glorious Quran and Modern Science, Mansour, Hassab, El-Naby, General Egyptian Book Organization BoulacCairo (1990).8) The Bible, The Quran and Science, Maurice Bucaill, North American Trust Publication (1979).9) Astronomy, J. Mitton, Faber and Faber London, P. 20 (1978).10) Discovering the universe Charles, E. Long, Harper & Row Publishers, P. 63 (1980).11) Macmillan Dictionary of Astronomy, Valerie Illingworth, The Macmillan Press Ltd., London, 1985.12) The Structure of the Universe, J. Narlikar, Oxford Univ. Press, P. 139, 172, 175 (1977).
No comments:
Post a Comment