Konvoi enam truk tanpa sopir yang bergerak 
semi-otomatis berhasil tiba dengan selamat di Pelabuhan Kota Rotterdam, 
Belanda, kemarin. Kendaraan itu berasal dari Jerman dan Swedia, hasil 
percobaan gabungan perusahaan otomotif Daimler, DAF, Scania, serta 
Volvo.
"Ini eksperimen yang menarik, karena setiap mobil bisa berangkat dari
 pabrikan langsung menuju pabrikan yang sama," kata Eric Jonnaert, 
Presiden Perusahaan yang membawahi keenam pabrikan otomotif Eropa itu.
Truk ini bisa berjalan semi-otomatis, mengikuti kendaraan induk yang 
sudah diatur rutenya dengan sistem 'peleton'. Masing-masing kendaraan 
terhubung lewat wi-fi, sehingga kendaraan di belakang induk akan bisa 
mengikuti dalam jarak rapat, termasuk saat menambah kecepatan maupun 
mengerem.
Truk tanpa sopir lintasi Eropa (c) 2016 Merdeka.com/Volvo
Konvoi truk tanpa pengemudi ini, menurut penelitian, lebih menghemat 
bahan bakar 15 persen, mengurangi risiko kecelakaan, serta dapat menekan
 ongkos bagi perusahaan.
Melain Schultz van Haegen, Menteri Infrastruktur dan Lingkungan Hidup
 Belanda, mengapresiasi terobosan ini. Dia meyakini sistem truk otomatis
 akan membuat jalanan lintas Eropa lebih aman dan bebas kemacetan. 
Apalagi sebagian besar kecelakaan dipicu oleh manusia. "Truk-truk ini 
terbukti memiliki kemampuan menjaga jarak aman satu sama lain," 
tuturnya.
Selama ini, eksperimen mobil tanpa sopir yang banyak disoroti adalah 
proyek Google dan Ford. Namun dua perusahaan Amerika Serikat itu fokus 
pada mobil penumpang. Sedangkan pabrikan Eropa ini bermimpi angkutan 
umum di masa depan mengandalkan sistem otomatisasi.
"Saya dengar perusahaan seperti Unilever tertarik mengadopsi 
teknologi ini untuk armada logistiknya mulai 2017," kata Dirk-Jan de 
Bruijn, Direktur Teknik Sistem Peleton.
[ard]
No comments:
Post a Comment